Budaya yang dimiliki nusantara tidak perlu diragukan lagi. Baik wisatawan dari domestik hingga luar negeri mengakui daya tarik yang ada di dalamnya. Budaya bisa ditampilkan melalui bangunan yang ada. Adat yang tersimpan salah satunya di keraton kasunanan surakarta menimbulkan penasaran. Berikut adalah ulasan mengenai apa yang tersimpan di dalamnya.

Lokasi, Rute, Dan Harga Tiket


Lokasi keraton berada di Desa Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Dalam beberapa menit saja, keraton ini sebenarnya dapat segera ditemukan karena lokasinya yang berada di pusat kota. Bisa menyewa pemandu wisata terlebih dahulu untuk membuat kunjungan ke lokasi keraton lebih bermakna.

Untuk mencapai keraton kasunanan surakarta, dapat menggunakan transportasi umum seperti Solo Batik Trans, becak, atau andong. Transportasi online dapat dimanfaatkan agar lebih praktis. Disarankan untuk menggunakan jasa paket wisata solo kendaraan pribadi agar waktu mengunjungi agar dapat lebih fleksibel. Biasakan bertanya kepada warga sekitar untuk memudahkan dalam pencarian lokasi keraton ini.

Menjadikan keraton ini sebagai salah satu destinasi wisata akan dikenakan biaya Rp 10.000 saja. Jika ingin momen diabadikan melalui kamera, maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 2.000. Setiap hari Senin-Kamis, keraton dibuka mulai pukul 09.00-14.00 WIB. Di hari Jumat keraton ditutup, namun Sabtu-Minggu dibuka kembali pada pukul 09.00-15.00 WIB. 

kasunanan-surakarta


Rahasia Dalam Keraton


Di era saat ini, mengenal adat keraton tidak hanya untuk kalangan di dalam keraton saja. Minimal lingkungan sekitar keraton harus bisa memahami seluk beluk yang ada di dalam keraton. Untuk itu, kali ini, mari kita mengulas bersama rahasia apa yang ada di balik keraton kasunanan surakarta.

1. Terdapat Museum

Bangunan peninggalan sejarah ini menyediakan museum. Di dalamnya ditemukan beragam koleksi yang menarik di dalamnya. Peninggalan berciri khas keraton ditampilkan dengan rapi. Benda keseharian keraton yang digunakan oleh keluarga keraton menjadi tampilan utama yang bisa dilihat langsung oleh pengunjung keraton. Setiap benda yang ada, menyimpan sejarah unik yang dapat dipelajari.

Hadiah yang didapat keluarga keraton terutama dari raja Eropa juga turut ditampilkan dalam museum. Peralatan musik tradisional seperti gamelan tidak ketinggalan untuk dipajang di dalam museum. Terakhir, terdapat pusaka keraton yang dibentuk menjadi replika. Dari pusaka, dapat dijelaskan sejarah yang menyelimuti pada saat itu. Termasuk perkembangan kejayaan keraton pada masanya.

2. Pernah Berfungsi

Sebagai Istana Sebelum ditetapkan menjadi tempat wisata, keraton ini pernah menjalani fungsinya sebagai istana. Dengan dimilikinya keraton yang cukup luas, pemerintahan yang utuh pernah dijalankan melalui keraton ini. Semua administrasi kerajaan Mataram Islam salah satunya diatur dan dibahas dalam keraton. Setiap harinya, keraton ini tidak pernah sepi akan aktivitas pemerintahan pada umumnya.

Keraton ini dibangun akibat dari perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Dari arah Yogyakarta menuju Slamet Riyadi lalu berbelok kanan, keraton ini dapat ditemukan dengan mudah, namun tidak mudah dikenal seperti keraton yang ada di Yogyakarta itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan perjanjian tersebut mencerminkan sifat lunak kerajaan terhadap VOC.

3. Arsitektur Yang Dimiliki Indah

Arsitektur di keraton kasunanan surakarta bisa dibilang istimewa. Keindahan dan kemegahan yang dimilikinya tidak perlu diragukan lagi. Hal tersebut dikarenakan keraton tersebut hasil karya dari arsitektur terbaik. Beliau adalah Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I dari Yogyakarta. Hal tersebut yang menyebabkan bangunan menjadi tidak jauh berbeda dengan keraton Yogyakarta.

Tahun 1893-1939 merupakan keraton direstorasi oleh Paku Buwono X. Tema yang diadopsi adalah gaya Eropa yang dicampur dengan gaya Jawa sehingga warna nuansa yang ditimbulkan adalah putih dan biru. Ditambah lagi dengan pepohonan di sekitarnya. Hal tersebut bertujuan agar siapapun yang melihat bangunan keraton ini menjadi lebih tenang dan damai.

4. Meriam Sebagai Pintu Masuk

Tidak perlu kaget ketika mulai memasuki wilayah keraton ini. Dari jauh dapat dilihat wilayah keraton yang dikelilingi dinding tembok setinggi 3-5 meter. Wilayah keraton juga nampak dilindungi oleh sebuah meriam yang besar. Meriam tersebut termasuk saksi bisu sejarah pemerintahan keraton. Meriam tersebut dinamakan Kyai Rancawara dan dibuat dari bahan perunggu.

Pengunjung juga bisa menemukan bangunan bertingkat ketika mulai memasuki wilayah keraton. Bangunan bertingkat tersebut adalah Menara Sanggabuwana. Sri Susuhan Pakubowono III di tahun 1782 adalah orang yang mendirikan menara tersebut. Dengan tinggi 30 meter, menara tersebut memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengawasi gerak-gerik Belanda sebagai penjajah pada saat itu.
5. Bangunan Lainnya

Di dalam keraton tidak hanya dapat ditemukan museum saja. Ada bangunan yang dinamakan Sasana Sumewa. Dulu, bangunan tersebut menjadi tempat komunikasi antara raja dan bawahannya. Penyebaran berita penting disampaikan melalui bangunan tersebut. Namun, bangunan tersebut tidak bisa dikunjungi hingga ke dalam karena dianggap tempat yang sakral oleh pihak keraton.

Museum sendiri sebenarnya merupakan bangunan terakhir saat menelusuri keraton. Bangunan lainnya seperti Kori Mangu, Kori Rentang, dan Kori Brojonolo menjadi bangunan yang menampilkan keagungan bangunan tradisional nusantara. Tiang yang kokoh dan motif lantai yang khas membuat suasana elegan melekat. Setelahnya, wisatawan akan sampai pada pelataran Kamandungan Lor dan Sri Manganti.

6. Tata Krama Keraton

Menghargai budaya adalah tindakan penting. Untuk itu, di dalam keraton, celana pendek, topi, dan kacamata hitam disarankan untuk tidak gunakan. Barang yang berlebih juga dapat dititipkan terlebih dahulu di tempat yang suah tersedia. Bisa dilihat para penjaga keraton sendiri mengenai pakaian yang sopan yaitu pakaian khas bernuansa hijau.

Saat memasuki halaman keraton, alas kaki diarahkan untuk dilepas. Pengunjung nantinya disambut pasir lembut yang didatangkan dari Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi. Wisatawan tidak ketinggalan juga untuk bisa menyaksikan upacara dan tarian adat untuk memperingati hari-hari besar seperti malam Suro dan Sekaton secara langsung.

Rahasia yang ada di dalam keraton bisa dikenal oleh kalangan manapun termasuk anak-anak. Bagi anak-anak, mengunjungi tempat ini merupakan hal yang tepat dikarenakan bisa dijadikan sebagai tempat untuk menambah wawasan kebangsaan. Oleh karena itu, segera kunjungi keraton kasunanan surakarta agar bisa lebih dekat dengan budaya nusantara yang kental pada masanya.

0 comments:

Post a Comment